Give Away, My Books, My Bookshelf

Review Buku – Bellamia by Ika Vihara

Review ini aku copy dari web salah satu pembaca, Tari. Terima kasih untuk reviewnya 🙂

Bellamia

Oh wow! Kalian semua harus baca novel ini. Ini novel pertama Ika Vihara yang kubaca dan aku bakalan menjamin kalau novel ini manis banget. Manis yang berbeda dari novel romance lain. Manis yang realistis. Sejak kalimat pembuka aku sudah disuguhi kalimat-kalimat yang berbobot. Dari halaman pertama sampai habis bikin bahagia, bikin tersipu, bikin marah, bikin kesel, bikin ketawa dan bikin iri! Iri banget aku sama Amia.

“Aku tahu kamu bisa melakukan apa aja sendiri, Amia. Apa tidak bisa kamu pura-pura tidak bisa? Biar aku ada gunanya.”

Amia tertawa, Gavin terdengar putus asa.

“Tolong antar aku pulang.” Amia memutuskan.

Aku suka banget sama buku ini dan nggak ragu buat bilang Ika adalah salah satu penulis favoritku sekarang. Ika memilih tokoh engineerpower engineer, yang setiap hari bikinin kita listrik dan pekerjaan tersebut jadi terdengar keren dan mulia. Aku nggak akan marah lagi kalau listrik mati, karena ingat Gavin lembur kalau itu terjadi.

Teknik menulis Ika sudah jempol. Kalimat-kalimatnya mengalir, interaksi antartokoh pas, ya seperti kita bercakap sehari-hari sama teman, pacar, orangtua. Semua serba realistis. Sampai aku percaya Gavinku ada di sekitarku dan Amia adalah sainganku. Plus, banyak pengetahuan yang kudapat dari sini. Aku jadi tahu kalau Einstein pernah punya kesimpulan soal jatuh cinta.

Aku sedang iseng Google rekomenasi buku dan sampai pada blog pribadi penulis. Dan aku yakin aku mau baca buku ini setelah baca blurb-nya:

Amia selalu percaya bahwa karier dan cinta tidak boleh berada dalam gedung yang sama. Interoffice romance lebih banyak membawa kerugian bagi karier seseorang. Sudah banyak kejadian pegawai mengundurkan diri setelah putus cinta dan Amia tidak ingin mengikuti jejak mereka.

Selain di kantor, di mana Gavin bisa bertemu dengan gadis yang menarik perhatiannya? Gavin tidak ada waktu untuk ikut komunitas, tidak bertemu dengan teman kuliah maupun teman SMA dan lebih banyak menghabiskan hidup di kantor.

Ketika Amia patah kaki dalam simulasi terorisme, Gavin—dengan alasan bertanggung jawab sebagai atasan—mulai membuka jalan untuk mengubah pandangan Amia. Namun Amia mengajukan satu syarat.

Merahasiakan hubungan dari semua orang.

Dari situ saja aku sudah dijanjikan sesuatu yang berbeda: simulasi terorisme! Di kantorku juga ada seperti itu tapi kenapa nggak ada ‘Gavin’ yang mendatangiku.

“Bapak ngapain di sini?”

Jus kemasan tetrapak menempel di pipi Amia.

“Menjenguk pegawai yang cedera karena simulasi.” Gavin meletakkan jus jeruk itu di pangkuan Amia dan dia sendiri duduk di kursi besi panjang di sebelah kanan Amia.

“Kenapa Bapak repot-repot?” Amia tidak pernah mendengar cerita ada top management menjenguk staf seperti dirinya.

“Karena aku bertanggung jawab terhadap keselamatan semua pegawai?”

Ini memang cerita tentang interoffice romance, alias cinta lokasi di kantor. Ini memang cerita tentang atasan dan bawahan. Di saat aku bosan dengan model cerita Cinderella, (bawahan dengan CEO, red), Ika membuat cerita ini berbeda. Seperti yang kubilang, Gavin adalah power engineer, yang cerdas, berkharisma, tampan, dan percaya diri. Kecintaan Gavin pada engineering, listrik, dan kemaslahatan umat betul-betul disampaikan dengan baik sampai aku berpikir, ini yang engineer penulisnya atau Gavin? Amia berasal dari keluarga berada, berpendidikan, puas dengan hidupnya yang sekarang dan tidak menginginkan apa-apa lagi. Kecuali cinta. Dan Amia ini keras kepala banget nggak mau mencari cinta di kantor.

Cerita yang lengkap sekali. Meski Amia dan Gavin menghadapi masalah, bukan cuma mereka yang bertambah dewasa, tapi aku, dan mungkin pembaca yang lain juga. Betul-betul cerita ini layak untuk dibaca dan sampai dengan bulan Oktober ini, ini adalah buku romance terbaik yang pernah kubaca.

Jadi … kembali ke interoffice romance, hari pertama Amia bertemu dengan Gavin, atasannya yang paling atas, Amia tidak menyangkal kalau dia terpersona pada Gavin. Well, Mia, siapa yang nggak? Dan Gavin pada pertemuan mereka yang pertama juga, dengan cerdik langsung memanfaatkan posisinya lebih tinggi dari Amia, untuk mendekatinya. Jempol.

“Apa kamu tahu alamat ini?” Gavin menunjukkan kertas putih itu kepada Amia.

“Tahu, Pak.” Sejak lahir dia tinggal di sini, tentu saja tahu.

“Antar saya ke sana.” Gavin berdiri. Memang ada GPS. Pengisi suaranya juga wanita. Tapi kalau tersedia GPS alami—penduduk lokal—yang menarik dan cantik seperti ini, semua laki-laki akan melupakan software navigasi tersebut. Gavin tersenyum dalam hati. Memuji dirinya atas keputusan cerdas yang baru dibuatnya.

Amia sadar kalau Gavin tertarik padanya dan Amia berusaha untuk menghindar dari potensi drama yang mungkin terjadi kalau teman-temannya tahu atasan/idola mereka tertarik pada Amia. Bahkan Amia menolak berteman dengan Gavin.

“Saya bisa dipecat kalau manggil bos pakai nama langsung.” Sampai hari ini Amia masih tahu adat dan tidak akan memanggil atasannya seperti yang diinginkan Gavin.

“Ini, kan, di luar kantor, Amia.”

“Karena di luar kantor, saya nggak wajib menuruti perintah Bapak.” Amia berargumen.

“Kenapa?”

“Karena Bapak atasan saya di kantor. Bukan di luar,” jawabnya putus asa.

“You got it? Kita bukan atasan dan bawahan sekarang. Karena tidak di kantor, seperti yang kamu bilang sendiri. Teman?” Gavin puas dengan kemenangannya.

Shit. Amia mengeluh dalam hati.

Tapi Gavin pantang menyerah. Dia tetap berusaha menginginkan kesempatan dari Amia, meski jawaban yang didapat dari Amia tetap ‘tidak.’

“Jadi apa akan ada second date?”

Amia batal melangkah saat mendengar pertanyaan Gavin.

“Nggak. Dan tadi bukan date.” Demi apa pun di dunia ini, kenapa kegiatan makan es krim disebut kencan oleh laki-laki ini?

“I deserve a date, Amia.” Dalam bulan ini, kalau tidak bisa berkencan dengannya, sebaiknya dia mati saja.

Menarik sekali melihat bagaimana Gavin berusaha mengubah pemikiran Amia mengenai office romance. Karena Gavin menghabiskan banyak waktu di kantor, gimana mungkin dia akan ketemu jodoh di luar sana? Sedangkan Amia, berusaha untuk memegang prinsip hidupnya bahwa menjalin hubungan dengan teman sekantor adalah bencana.

Ah, jangan pikir ini akan sama dengan cerita romance lain. Tidak ada orang ketiga yang mengganggu mereka. Yang membuat menarik, penulis bisa bikin konflik yang hanya melibatkan dua tokoh ini. Perasaanku teraduk-aduk selama mereka berkonflik. KESAL, MARAH, MENDUKUNG AMIA, TAPI JUGA INGIN PUK-PUK GAVIN. Semua konflik itu malah membuat kedua tokoh utama menjadi semakin matang dan dewasa. Pembaca juga ikut kecipratan menjadi bijak.

Aku suka semua bagian dari buku ini. Cara berpikir Amia dan Gavin, cara mereka instropeksi diri, cara mereka menyampaikan perasaan, cara bertengkar bahkan. Bagaimana perjuangan mereka untuk menemukan kebahagiaan. Aku lega banget setiap kali Amia atau Gavin berhasil melewati satu ujian hidup.

Orang rajin mengganti oli mesin setiap tiga ribu kilometer. Servis seribu kilometer atau sepuluh kilometer. Jadi kenapa tidak menerapkan aturan ini pada kekasih mereka? Seorang kekasih perlu untuk dihubungi dan dikabari secara berkala. Sehari sekali. Dua hari sekali. Bertemu seminggu sekali—minmal. Diberi perhatian dan disayang. Supaya hubungan mereka tidak macet di tengah jalan.

Aku selalu suka cerita yang membuatku percaya bahwa semua orang di dunia ini bisa mendapatkan kisah cinta yang indah. Bellamia ini salah satunya. Membumi. Apa yang terjadi pada Amia bisa terjadi padaku, pada kita. Gavin bisa ditemui di sekitar kita. Kalau tidak jadi engineer, mungkin Gavinku dokter. Juga buku ini menenangkan hatiku dari galauku yang sedang menunggu datangnya kekasih hati.

“Akan ada balasan kebahagian untukmu, Mia. Walaupun nanti bukan dengan Riyad, akan ada cinta lain untukmu. Akan ada orang yang mencintaimu sebesar rasa cintamu padanya. Yang dengan yakin akan memilihmu di antara banyak wanita di dunia.”

5 bintang dariku!

Oh ya, ada excerpt dari Bellamia yang bisa dibaca di blog pribadi Ika. Bisa dibaca dan siapa tau jatuh cinta kayak aku.

Juga sedang ada give away. Hadiahnya novel Bellamia bertanda tangan penulisnya.

Ada review yang kebanyakan bintang 5 di Goodreads.

Follow fanpage penulisnya dan ada cerita gratis yang dibagikan setiap minggu!

Give Away, My Books

MY LATEST BOOK IS GOING LIVE: GIVE AWAY!

For the next 4 week, I am hosting special give away along with fellow bloggers. You’ll get a chance to win one of 4 copies of my latest book, Bellamia, signed by me. Don’t forget to make a stop and enter to win.

BLURB:

Amia selalu percaya bahwa karier dan cinta tidak boleh berada dalam gedung yang sama. Interoffice romance lebih banyak membawa kerugian bagi karier seseorang. Sudah banyak kejadian pegawai mengundurkan diri setelah putus cinta dan Amia tidak ingin mengikuti jejak mereka.

Selain di kantor, di mana Gavin bisa bertemu dengan gadis yang menarik perhatiannya? Gavin tidak ada waktu untuk ikut komunitas, tidak bertemu dengan teman kuliah maupun teman SMA dan lebih banyak menghabiskan hidup di kantor.

Ketika Amia patah kaki dalam simulasi terorisme, Gavin—dengan alasan bertanggung jawab sebagai atasan—mulai membuka jalan untuk mengubah pandangan Amia. Namun Amia mengajukan satu syarat.

Merahasiakan hubungan dari semua orang.

Guess What? I’m revealing the first chapter of Bellamia and Daisy. Are you in the mood to taste it?

BELLAMIA

DAISY

P.S:

Novel Daisy itu gratis ya, jika membeli novel Bellamia melalui penulis/diriku. Caranya cukup nulis komentar aja. Di toko buku tanpa novel Daisy, dengan harga yang kira-kira sama.

Give Away

Vihara’s Quiz

 

Terima kasih banyak atas antusias teman-teman semua dalam membaca cabang terbaru dari The Mollers: The Dance of Love. Aku selalu bahagia setiap kali menulis cerita mengenai the Danish Family tersebut. Jalan-jalan ke Denmark bareng Afnan dan kena SAD, meninggalkan Denmark bareng Fritdjof untuk mencari matahari yang hangat, atau tumbuh dalam lingkungan setengah Denmark seperti Lilja. Seolah-olah aku menjadi bagian dari mereka. Menjadi … ibu tiri yang jahat bagi mereka hahahaha. Untuk cerita Mikkel Moller, sedang dalam proses. Semoga lancar 😀

Bagi yang belum kenal sama sekali dengan the Mollers, bisa kenalan dulu dengan sebagian dari mereka:

Fritdjof Moller

Afnan Moller

Lilja Moller

Anggota the Mollers teranyar yang kubikin kisahnya adalah Hagen Moller. Sudah baca perjalanannya menemukan cinta di The Dance of Love? Jika belum, silakan diunduh di sini.

Sekarang, silakan disimak pertanyaan kuisnya:

  1. Kira-kira apa profesi atau pekerjaan Hagen Moller?
  2. Apa alasannya?
  3. Tambahan pertanyaan: kira-kira sifat Hagen mirip tidak dengan Afnan?*

Gampang, kan? Cuma menebak. Kalau sudah pernah baca tulisanku, pasti pekerjaan tokohnya tidak jauh dari dunia ##########. Tidak perlu tepat 100%. Silakan jawab apa yang teman-teman pikir cocok untuk Hagen. Aku akan pilih jawaban yang mendekati. Jika tak ada yang mendekati, aku undi buat menentukan pemenang.

Cara menjawab:

  1. Tuliskan jawaban di kolom komentar.
  2. Pertanyaan no 1 dan 2 wajib dijawab. Pertanyaan no 3 adalah poin tambahan jika bersedia menjawab.
  3. Contoh jawaban:

Menurut saya, Hagen cocoknya jadi politikus. Karena dia keliatannya pinter ngasih janji palsu.

Syarat kuis:

  1. Sudah berusia 18 tahun
  2. Memiliki alamat kirim di Indonesia
  3. Komentar yang dihitung adalah komentar yang masuk mulai tanggal 28 Mei 2017 sampai 4 Juni 2017

Hadiah:

Aku menyediakan novel terjemahan, terbitan baru, masih segel untuk dikirim ke rumah teman-teman yang beruntung. Jumlah pemenang akan kutentukan dengan mempertimbangkan rasio jumlah peserta kuis. Kalau sepi, ya dikit hihihi.

Makanya, ajak teman-teman kalian buat ikutan kuis ini ya. Kan, gampang syekali. Tidak perlu tenaga, ada kesempatan dapat buku bacaan.

Bagian kedua dari the Dance of Love akan kuunggah pada tanggal 13 Juni 2017, bersamaan dengan pengumuman pemenang kuis. Jangan lupa untuk mengikuti terus berita terbaru dariku melalui blog mau pun akun media sosialku, semua dengan user name ikavihara, karena aku akan segera meluncurkan buku terbaru 🙂

 

Give Away

3 DAY WRITING CHALLENGE BERSAMA KAMPUS FIKSI

 

Halo, teman-teman!

Besok bulan baru nih! Pengen baca buku baru? Ada kesempatan untuk mendapatkan rezeki sambil bersenang-senang bersama. Kali ini aku, alumni Kampus Fiksi angkatan 15, bersama dengan Kampus Fiksi mengadakan 3 Day Writing Challenge yang berhadiah buku terbaruku When Love Is Not Enough. 

Tema tulisan, masih berkaitan dengan apa yang aku tulis dalam bukuku, untuk tanggal 3 sd tanggal 5 Maret 2017 sebagai berikut:

  1. Ceritakan mengenai sahabat masa kecilmu dan bagaimana persahabatan kalian sekarang!
  2. Seandainya ada mesin waktu dan bisa kembali ke masa lalu, kesalahan apa yang paling ingin kamu perbaiki? Ceritakan!
  3. Jelaskan tentang keinginan atau cita-citamu yang belum tercapai hingga hari ini dan seberapa keras usaha kalian untuk mewujudkannya!

Gimana cara ikutannya? Baca di bawah ini.

  1. Tuliskan di blog, tumblr, wattpad, note facebook atau media menulis lain sesuai dengan tema per harinya
  2. Follow akun Twitter  @KampusFiksi dan @ikavihara
  3. Membagi link post di Twitter dengan mention @KampusFiksi dan @ikavihara dengan menyertakan tagar #KF3DAYS
  4. Challenge ini dimulai tanggal 3 Maret 2017 pukul 00.01 dan akan berakhir tanggal 5 Maret 2017 pukul 23.59
  5. Wajib ikut selama 3 hari, ketiga tema lengkap
  6. Akan ada dua pemenang yang dipilih oleh Momon Kampus Fiksi

Gampang banget, kan? Semacam curhat begitu. Kapan lagi bisa curhat dan bisa dapat buku?

Eh, tapi ada syarat khusus, sebagai berikut:

  1. Sudah berusia minimal 18 tahun. Bukan apa-apa, hanya saja ini berkaitan dengan buku yang kugunakan sebagai hadiah. Masih terlalu dini bagi teman-teman yang masih remaja untuk membacanya 😉
  2. Mempunyai alamat kirim pos di Indonesia. Bagi yang sedang di luar negeri, bisa pinjam alamat saudara atau keluarga yang tinggal di Indonesia.

Monggo diikuti. Siapa saja yang ingin belajar menulis bersama dengan Momon Kampus Fiksi, boleh ikut. Kalau ada yang kurang jelas, bisa ditanyakan melalui Twitter.

Selamat bersenang-senang!