Segala hal, sekecil apapun itu, bisa terlihat menarik ketika kamu memandangnya. Kamu selalu melihat jauh ke balik permukaan, menemukan sesuatu yang luput dari perhatian orang lain. Kamu tidak takut untuk menyampaikan perbedaan itu. Meski sebagai konsekuensinya, teman-teman dan orang-orang di sekelilingmumenganggapmu aneh.
Orang tidak habis pikir kenapa kamu tahan menghabiskan waktu berjam-jam sendirian hanya dengan melukis, menulis, atau hanya mencoret-coret kertas, sekadar menuangkan isi pikiranmu yang seperti tidak ada habisnya.
Namun kamu memilih tidak memedulikan mereka.
Terima kasih kepada orangtuamu yang selalu membacakan cerita ketika kamu belum bisa membaca. Terima kasih kepada orangtuamu yang bersedia membelikanmu buku-buku karena kamu selalu haus membaca. Saat itu anak-anak sebayamu jarang ada yang gemar membaca. Tetapi kamu berani menjadi berbeda.
Buku pertamamu berkaitan dengan alam semesta. Luar angkasa, samudera, dan sejenisnya. Tidak semua anak seberuntung dirimu dulu. Kegemaranmu membaca terus dipupuk oleh kedua orangtuamu. sehingga pada masa dewasamu, kamu memetik hasilnya.
Kamu tidak pernah mau menutupi kenyataan bahwa kamu tahu lebih banyak hal daripada teman dan orang-orang di sekelilingmu. Tak apa bagimu jika menurut mereka pengetahuan dan wawasan tidak akan bisa membuat perutmu kenyang. Nanti jika sudah sama-sama usia senja, kita akan bisa melihat siapa yang memiliki ingatan lebih tajam. Kamu atau orang yang tidak mau membaca buku tersebut.
Sekali lagi, kamu benar-benar beruntung. Aku, dirimu yang kini telah dewasa, berterima kasih untuk semua itu. Di sinilah dirimu sekarang. Sudah menerbitkan buku dan sedang menulis buku yang lain. Kamu tengah berusaha menambah sudut pandang orang lain terhadap cinta dan kehidupan melalui tulisanmu.
Kamu menghadapi banyak tantangan. Kadang kamu ragu apakah upayamu ada manfaatnya. Kamu berjuang. Kamu bekerja lebih keras daripada orang lain karena kamu tidak punya modal apa-apa.