• Blog,  My Books

    Bellamia: The Excerpt

      Are you in mood to test Bellamia? Here the excerpt special for you. Mau bagaimana lagi. Terpaksa Amia membawa kakinya ke depan pintu. Wow! Ini akan jadi kali pertama Amia masuk ke ruangan power plant manager. Sebelumnya belum pernah sama sekali. Tidak pernah ada urusan dengan mereka. Ragu-ragu Amia mengetuk pintu. Tidak ada sahutan. Setelah tiga kali mengetuk dan memikirkan risiko buku-buku jarinya patah, Amia memutuskan untuk mendorong pintu lalu melongokkan kepala. Tatapannya terpaku pada meja besar di ruangan itu. Kosong. Tidak tampak keberadaan manusia. Repot sekali mencari orang bernama Gavin ini, Amia sedikit jengkel. Erik juga memberi informasi tidak jelas sama sekali. Apa tidak bisa sekalian pakai tagging…

  • Give Away,  My Books

    MY LATEST BOOK IS GOING LIVE: GIVE AWAY!

    For the next 4 week, I am hosting special give away along with fellow bloggers. You’ll get a chance to win one of 4 copies of my latest book, Bellamia, signed by me. Don’t forget to make a stop and enter to win. BLURB: Amia selalu percaya bahwa karier dan cinta tidak boleh berada dalam gedung yang sama. Interoffice romance lebih banyak membawa kerugian bagi karier seseorang. Sudah banyak kejadian pegawai mengundurkan diri setelah putus cinta dan Amia tidak ingin mengikuti jejak mereka. Selain di kantor, di mana Gavin bisa bertemu dengan gadis yang menarik perhatiannya? Gavin tidak ada waktu untuk ikut komunitas, tidak bertemu dengan teman kuliah maupun teman SMA dan lebih banyak…

  • Blog,  My Books

    5 Bellamia’s Fun Fact

    Nikola Tesla. Salah satu orang yang tulisannya–buku dan wawancaranya–kubaca sebelum membuat tokoh Gavin. Nggak semua orang kenal sama Tesla, kan? Kalau bicara listrik, pasti yang terlintas nama Thomas Alva Edison. Memang Tesla yang nggak banyak menerima penghargaan atas temuannya, karena hasil-hasil penelitiannya dicuri. Orang ini menarik, cerdas, teguh pada tujuannya untuk menciptakan sesuatu yang memudahkan hidup orang banyak dan  tidak menikah. Tapi aku nggak ingin Gavin jomblo seumur hidup. Memang benda temuan Tesla memberi penghidupan kepada Gavin, sebab dengan meneruskan apa yang sudah ditemukan engineer Kroasia-Amerika itu, gajinya menjadi besar. Hanya saja dia tidak akan mengikuti jejaknya untuk single seumur hidup. Versi pertama naskah Bellamia macet di tengah jalan. Aku…

  • Blog,  My Books

    BELLAMIA THE NOVEL: AN OFFICE ROMANCE

    Bellamia, masih berkenaan dengan engineers dan engineeering. Kali ini ada Gavin, the world’s best power engineer–menurut dia sendiri–yang baru saja pindah dari Dubai ke Indonesia dan di hari pertamanya bekerja, nasib baik berpihak padanya. Amia mengetuk pintu ruangannya. “Apa kamu tahu alamat ini?” Gavin menunjukkan kertas itu kepada Amia. “Tahu, Pak.” Sejak lahir dia tinggal di sini, tentu saja tahu. “Antar saya ke sana.” Gavin berdiri. Memang ada GPS. Pengisi suaranya juga wanita. Tapi kalau tersedia GPS alami–penduduk lokal–yang menarik dan cantik seperti ini, semua laki-laki akan melupakan software navigasi tersebut. Selain di kantor, di mana Gavin bisa bertemu dengan gadis yang menarik perhatiannya? Gavin tidak ada waktu untuk ikut komunitas,…

  • Blog,  My Books

    Coming Soon: Bellamia

    Bulan Agustus nanti kita akan ketemu dengan pembuat listrik kesayangan kita, the world’s best power engineer ever, Gavin, dan bisa dipastikan tak akan lagi ada mati listrik di hati kita. Bercanda. Gavin adalah engineer favoritku selama aku menulis cerita dengan tokoh berlatar belakang engineering. Jangan lupa ditengok-tengok di toko buku kesayangan mulai bulan Agustus nanti dan mohon diberikan tempat di rak buku kita untuknya. Dia akan membangun pembangkit listrik tenaga cinta. BELLAMIA Blurb Amia selalu percaya bahwa karier dan cinta tidak boleh berada dalam gedung yang sama. Interoffice romance lebih banyak membawa kerugian bagi karier seseorang. Sudah banyak kejadian pegawai mengundurkan diri setelah putus cinta dan Amia tidak ingin mengikuti jejak…

  • Blog,  My Books

    My Bittersweet Marriage: the Excerpt

    “Apa kita jadi pergi besok?” Hessa bertanya sambil setengah melamun. Hessa duduk di samping Afnan di mobil, kembali ke rumah Hessa setelah menginap di rumah orangtua Afnan. “Iya.” “Nggak bisa diundur sehari aja?” “Hessa, kita sudah ngomongin ini berkali-kali. Kita akan berangkat hari Sabtu dan nggak akan berubah.” “Aku masih belum puas di sini.” “Mau diundur berapa kali juga kamu nggak akan puas. Aku punya tanggung jawab di sana. Kamu tinggal berangkat aja. Nggak perlu cari tempat tinggal. Nggak perlu takut kehabisan uang. Ada aku di sana. Apalagi masalahnya?” “Kenapa kamu nggak bisa tinggal di sini? Seperti Mikkel. Lilian bilang….” “Aku nggak bisa. Aku sudah kasih tahu kamu tentang pekerjaanku…