Tahun ini adalah salah satu tahun terberat dalam hidupku. Dalam karierku sebagai penulis. Gelombang kedua Covid-19 membuatku kehilangan beberapa orang terdekat. Kerabat, teman, dan tetangga. Hampir setiap hari berita duka terus berdatangan. Sampai hatiku yang sudah patah berkali-kali ini berteriak ingin semua penderitaan ini berhenti. Level kecemasanku naik sepuluh kali lipat. Yang ingin kulakukan sepanjang hari adalah bergelung di tempat tidur, di bawah selimut tebal dan berharap semua itu hanya mimpi buruk. Pilihanku untuk menyibukkan pikiranku adalah memperbaiki naskah cerita yang kutulis sekitar tahun 2014 atau 2015. Tidak ada judul untuk cerita itu. Nama salah satu tokoh utamanya pun harus kuganti, karena aku sudah memakai nama itu untuk nama tokoh utama…