• Blog,  My Books

    From Zero To Happily Ever After

    Perjalanan Novel The Perfect Match dari Ide di Kepalaku Menjadi Buku di Tanganmu Saat live di Instagram tanggal 19 Juni yang lalu, ada yang menanyakan seperti apa sih perjalanan The Perfect Match, sejak di kandungan ibunya–aku–hingga lahir dan disukai oleh banyak pembaca. Perjalanannya panjang. Total waktu yang diperlukan dari menggodok ide hingga bukunya terbit adalah 9 bulan. Benar-benar seperti mengandung bayi manusia. Yang paling memakan waktu adalah proses meriset kebutuhan cerita. Ada banyak hal baru yang harus kupelajari dan kupahami, sehingga aku bisa menenunnya ke dalam jalan cerita. The Perfect Match ber-genre romance, yang manis dan romantis, dengan beberapa tema yaitu cinta(tema utama), inklusivitas, dan kesehatan mental(dalam buku ini abandonment…

  • Blog,  Thing That Makes Me Happy

    Jangan Pernah Hapus Naskahmu!

      Seperti yang kukatakan dalam novel Savara, ditolak merupakan salah satu ketakutan terbesar manusia. Saat melamar kerja atau minta izin kepada orangtua, pasti dalam hati tebersit kekhawatiran bagaimana nanti kalau tidak diterima atau tidak diizinkan. Meskipun sudah sering ditolak berkali-kali, tetap saja hati kita nggak akan pernah siap 100% untuk legowo menerima penolakan berikutnya. Berbagai macam cara kita lakukan untuk menghibur diri bahwa kejadian itu bukan akhir dari segalanya. Masih ada hari esok dan ketika kita berusaha, hasil yang akan kita peroleh akan lebih baik. Ketika memutuskan untuk menjadi penulis, aku tahu bahwa naskah ditolak penerbit adalah salah satu tahapan yang harus kulalui—dan mungkin sebagian besar penulis lain—dan nggak bisa…

  • Blog,  Thing That Makes Me Happy

    Dear Me

        Engkau adalah inspirasi terbesarku. Segala hal, sekecil apapun itu, bisa terlihat menarik ketika kamu memandangnya. Kamu selalu melihat jauh ke balik permukaan, menemukan sesuatu yang luput dari perhatian orang lain. Kamu tidak takut untuk menyampaikan perbedaan itu. Meski sebagai konsekuensinya, teman-teman dan orang-orang di sekelilingmumenganggapmu aneh. Orang tidak habis pikir kenapa kamu tahan menghabiskan waktu berjam-jam sendirian hanya dengan melukis, menulis, atau hanya mencoret-coret kertas, sekadar menuangkan isi pikiranmu yang seperti tidak ada habisnya. Namun kamu memilih tidak memedulikan mereka. Terima kasih kepada orangtuamu yang selalu membacakan cerita ketika kamu belum bisa membaca. Terima kasih kepada orangtuamu yang bersedia membelikanmu buku-buku karena kamu selalu haus membaca. Saat itu…

  • Blog,  Thing That Makes Me Happy

    Berhenti Menulis

      14 November 2018. Pukul 23.27. Aku mengatakan kepada seseorang bahwa aku ingin berhenti menulis. Seseorang tersebut tertawa, nggak menanggapi serius apa yang kukatakan. Dia hanya melambaikan tangan dan mengatakan, “I have a feeling after a few weeks you will reach out for the pen again. Writing runs in your blood.” Aku sendiri nggak tahu kenapa aku sampai bisa mengeluarkan kalimat seperti itu. Seseorang tersebut selalu benar. Rasanya aku nggak bisa membayangkan aku akan menyebut diriku apa, selain penulis. Tanpa sebuah karya, aku hanya manusia biasa. Dan aku ingin menjadi lebih dari biasa. Keinginan untuk berhenti menulis bukan muncul karena nggak ada yang mau membaca tulisanku. Bukan. Selama ini aku…