Jawabannya tidak sesederhana ‘karena aku menyukai genre romance’. Suatu waktu, aku mendapatkan kesempatan berharga untuk bekerja bersama seorang editor yang luar biasa. Dari beliau aku banyak sekali belajar, tidak cuma tentang menulis, tapi tentang hidup dan sebagainya. Aku belum mencantumkan nama beliau di sini karena permintaan izinku melalu WhatsApp belum dijawab. Masih jelas terekam di ingatanku, beliau mengatakan kalau aku mau mengurangi kadar romance di dalam naskah yang kutulis, aku bisa masuk ke genre literary fiction. Beliau yakin aku mampu membuat karya yang berbeda pada genre itu. Di sana aku akan lebih bebas mengeksplorasi segala tingkah-laku manusia—aku sudah melakukan ini di buku-bukuku hingga menyampaikan kritik sosial—aku juga selalu menyertakan ini…
-
-
Yth. Orangtua
Aku masih ingat apa yang dikatakan Rektor UGM saat mengukuhkan wisudawan dua tahun yang lalu. Pada waktu itu, Profesor Dwikorita Karnawati—sekarang kepala BMKG—menyampaikan kepada orangtua wisudawan yang hadir—kalau mereka menyimak—bahwa tantangan menjadi orangtua zaman sekarang adalah menambah wawasan dan memahami bahwa ada banyak, dan semakin banyak, pilihan profesi baru yang tidak ada ada pada zaman mereka muda dulu. Orangtua harus mau menerima bahwa anak-anak mereka tahu lebih banyak daripada mereka. Mudah saja bagi anak-anak untuk terinspirasi dengan orang-orang hebat di luar sana—terima kasih kepada internet—dan ingin mengikuti jejak mereka. Zaman sekarang, setelah lulus kuliah, pilihan pekerjaan anak muda tidak lagi terbatas pada pegawai negeri sipil, pegawai BUMN, atau karyawan swasta.…